https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Merapi meletus !

Sabtu, 08 Desember 2018
           Kamis, malam Jum'at 4 November 2010

          "Tek ..., tek ...., tek...., tek....," bunyi getaran jendela dan pintu bersahut-sahutan di malam yang gelap gulita. Gempa vulkanik terus-terusan. Hanya ditemani nyala sebatang lilin, saya termangu tegang.Mata hendak saya pejamkan tapi tidak kunjung lelap. Saya pandangi lilin terus menerus. Saya lihat istri saya tegang tidak bisa tidur. Dia sudah siap dengan pakaian lengkap seperti orang akan berpergian. Sementara anak saya sudah terlelap. Sungguh malam yang sangat mencekam.


          " Jam 12 malam tepat," saya melirik ke hand phone Nokia kuno saya. Nokia itu baterainya sudah kondisi kritis. Indikator baterai sudah menunjukkan posisi dua batang.Saya tidak bisa nge'charge' karena sudah beberapa hari ini listrik mati di kampung saya, Batikan, Muntilan. Penduduk Muntilan selepas maghrib selalu dilanda gulita. Lilin di rumah saya tinggal satu. Itupun ketinggian batang lilin tinggal kira-kira 5 cm.



          "Assalamu'alaikum !" saya mengetuk rumah pak Nur tetangga saya. Di tengah derasnya hujan abu vulkanik saya berdiri di depan rumah tetangga saya itu. Dengan menggenggam payung pada tangan kiri saya. Sedang tangan kanan saya memegang senter. Sekali-sekali saya memejamkan mata untuk menghindari serpihan-serpihan abu vulkanik yang menelusup ke dalam mata. Pak Nur tidak kunjung keluar.

          "Assalamu'alaikum !" untuk kedua kalinya saya ulangi salam lebih keras lagi.

          "Wa alaikumussalam !" terdengar sayup-sayup dari dalam rumah.

          "Sebentar !" suara pak Nur makin terdengar seiring dengan derap langkah makin mendekat.

          "Pak, saya minta lilin ...saya kehabisan"

          "O...ada ...ada...!," Pak Nur masuk lagi ke dalam rumahnya.

          "Bagaimana pak kondisi terakhir ?" tanya saya sambil menerima lilin.

          "Tadi memang kami berkumpul, untuk segera berwaspada dan siap-siap ngungsi kalau memang keadaan makin parah," jawab pak Nur memberi penjelasan dengan wajah tegang terlihat samar-samar dalam kegelapan malam.

          Setelah menerima dua batang lilin, saya bergegas ke rumah kembali. Saya menembus hujan abu vulkanik yang cukup deras. Lilin yang sudah kritis akan habis, segera saya ganti dengan yang baru.

         Merapi menderu-deru, menggelegar bagaikan suara mobil truk dari kejauhan. Sekali-kali terdengar seperti suara batu-batu besar yang sedang diturunkan dari mobil truk. detak-detak jantung saya seolah-olah terdengar oleh telinga saya sendiri. Petir menyambar-nyambar terus bersahut-sahutan dengan Sang Merapi yang terus menerus mengerang-erang.

          "Kumpul...! kumpul...! kumpul...!" sayup-sayup saya dengar seolah-olah dalam mimpi.

          " Teeeet ..! teeetttt ..! teeeettt...!" suara klakson sepeda motor makin jelas di pendengaranku.

          "Haaaah !!!" saya terbangun. Saya tertidur. Saya harus bagun. Saya bergegas.

           'Awan panas ...! wedhus gembel !' itu saja yang terlintas dalam pikiran saya. Awan kabut yang bagian dalamnya berwarna kemerahan membara dengan kecepatan 100 km / jam dan suhu 600 derajat Celcius.

          Saya lihat pohon di depan rumah, dahan-dahannya sudah patah-patah.Saya bergegas ke Madrasah Nisa' tempat kami harus berkumpul untuk mendapatkan arahan apa yang harus kami lakukan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa kami dari adzab Allah.

           Saya gemetar. Allah ....

***

          Saya buka detik.com.

          Komandan Tagana: 4 Relawan Tewas, 1 Selamat.

          " Dikatakan, keempat relawan itu tewas saat terjadi letusan Gunung Merapi yang sangat dahsyat pada Kamis (4/11) malam hingga Jumat keesokan harinya. Mereka sedang bertugas untuk mengevakuasi penduduk di Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. Sedangkan 1 relawan lainnya berhasil selamat dari amukan awan panas atau wedhus gembel." (SsS)


NB : Jika anda suka posting artikel ini, silakan share ke teman FACEBOOK Anda. Cukup dengan meng-KLIK link ini ! Terimakasih.


Tahukah Anda ?
Letusan Merapi kali ini adalah yang terdahsyat pada kurun waktu 100 tahun terakhir ini.

Silahkan berkomentar untuk menjalin persahabatan di dunia maya. Komentar Anda adalah kehormatan bagi saya. Marilah menghidupkan kekayaan hati. Peristiwa biasa terkadang adalah sesuatu yang besar, sangat mendasar dan perlu dipersoalkan. 
Terima kasih telah menghentikan kesibukan Anda untuk berkunjung.

Author

www.sketsarumah.com

Sederhana itu Lebih - Less is More. Desain bukanlah menambah-nambah biar berfungsi, tetapi desain adalah menyederhanakan agar berdaya guna.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...